Berbagai
dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa
dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam
mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam
metode pembelajaran DMR (Diskursus Multy
Reprecentacy) bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada
penstrukturannya. Jadi, sistem pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy) bisa didefinisikan sebagai
kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini
adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian
bekerja sama, dan proses kelompok.Tujuan
dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy) terhadap
hasil belajar Matematika. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan
penguasaan mata pelajaran Matematika setelah diterapkannya pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy).Penelitian
ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap
yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangbendo 04 Kecamatan
Tekung Kabupaten Lumajang. Data yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar
mengajar.Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus
I (60,00%), siklus II (72,00%), siklus III (96,00%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode DMR (Diskursus Multy Reprecentacy) dapat berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Karangbendo 04 Kecamatan Tekung
Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran : 2014/2015, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran Matematika
Keyword
Pembelajaran Matematika, DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)